Keluarga Kemis dan Sriah yang tinggal di desa Karangan Kecamatan Mantup ini merupakan salah satu potret warga miskin yang mengalami kekurangan bahan makanan di saat kemarau panjang.
Kemis dan Sriah serta satu lagi anggota keluarganya sudah lanjut usia dan tidak bisa melakukan pekerjaan berat. Sehari-hari mereka hanya mencari ranting pohon untuk dijual ke pasar. Hasilnya pun digunakan untuk membeli bahan makanan dan lauk sekedarnya
Selama musim kemarau ini sawah mereka yang berukuran kecil tidak bisa ditanami jagung. Akhirnya mereka hanya menggantungkan hidup pada jagung sisa panen untuk dijadikan bahan makanan setiap hari.
Meski tergolong sebagai warga sangat miskin, Minggu (2/10/2011) keluarga ini hanya mendapat bantuan beras raskin dua kilogram sebulan. Agar bantuan tersebut cukup untuk dikonsumsi setiap hari Sriah mencampurnya dengan jagung yang sudah digiling.
Bagi Sriah dan keluarganya, nasi jagung merupakan makanan yang terbaik jika sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan. Keluarga ini kerap makan nasi aking untuk tetap bertahan hidup.
Andai pemerintah dan wakil rakyat lebih peka terhadap penderitaan warga miskin tentu Sriah dan keluarganya tidak akan makan nasi jagung ataupun nasi aking.