Livia Pavita Soelistio, mahasiswi Universitas Bina Nusantara (Binus), telah tiada. Gadis cantik berusia 21 tahun yang baru lulus sidang skripsi jurusan Sastra Mandarin itu, diperlakukan biadab oleh kawanan preman. Ia dicekik hingga menemui ajal. Dalam keadaan tak bernyawa, korban diperkosa dalam angkot yang ditumpangi dari kampus menuju tempat kos.
Delapan hari setelah pembantaian terjadi dan Livia dilaporkan keluarga ke Polsek Kebon Jeruk sebagai orang hilang, petugas Polres Jakarta Barat dipimpin Kasat Reskrim AKBP Ferdy Sambo, yang bekerja keras membongkar peristiwa ini membuahkan hasil.
Tersangka Rohman, 23, dan Fahri, 22, ditangkap tak jauh dari rumah kos Livia Pavita Soelistio, di kawasan Rawa Belong, Kemanggisan, Jakbar, Jumat (26/8) dinihari. Polisi juga membekuk Sutarno dan Abdul Madjid, penadah HP korban yang dirampas pelaku.
Mahasiswi, yang juga sekretaris sebuah biro perjalanan di Gambir ini ditemukan membusuk di Cisauk, Tangerang, empat hari setelah menghilang sepulang dari kampusnya pada 16 Agustus. Saat ditemukan, baju korban terbuka karena seluruh kancingnya terlepas. Bahkan celana dalam korban melorot selutut.
PENGAKUAN PELAKU
Dalam wawancara dengan Pos Kota, tersangka Rohman dan Fahri bercerita. Pada Selasa (16/8) siang, angkot M24 B 2912 TK jurusan Srengseng-Slipi, yang dikemudikan Fahri dicegat Livia di depan kampusnya. Tiga teman Fahri; Rohman dan dua tersangka lain yang masih buron; Afri dan Raymond, juga berada di angkot. Mereka berlagak penumpang. " Kami memang berniat mencari wanita penumpang untuk diambil hartanya, " kata Rohman.
Meski berada dalam kendaraan yang sama, tersangka Rohman dan Fahri menuding Afri sebagai otak di balik kejahatan sadis itu. Fahri mengatakan, pembunuhan dan pemerkosaan dilakukan Afri di belakang kendaraannya. " Afri yang mencekik sampai mati lalu memerkosa mayat korban," ungkap Fahri.
Menurut Fahri, saat itu korban melawan tapi tak kuasa menahan kekuatan tiga pria yang menyergapnya. " Silahkan ambil HP saya, tapi jangan bunuh saya," kata Fahri, mengenang permintaan terakhir anak kandung Ny. Yusni Chandra itu.
Permohonan dengan derai airmata itu tak ditanggapi. Sebaliknya, Raymond dan Fahri langsung memegang kedua tangan gadis itu dan Afri mencekik lehernya. Seketika, korban lemas. Tubuh Livia yang tersungkur diinjak punggungnya oleh Rohman. Kawanan penjahat sadis itu pun mencari tempat pembuangan mayat.
Sampai di kawasan Pos Pengumben, kendaraan diambil alih Rohman yang lebih mengerti daerah itu lalu membawanya ke kawasan Serpong, Tangerang.
MAYAT DIPERKOSA
Menjelang maghrib, angkot berhenti di sebuah lokasi sepi. Di tempat itu, Afri menyatakan keinginannya untuk memperkosa mayat Livia. Rohman mencegah karena dianggap tak beradab karena gadis itu tak bernyawa lagi. "Saya bilang, 'gile lu ya, udah jadi mayat tuh'. Tapi Afri malah bilang, 'kenapa lu yang sewot?'," ungkapnya.
Rohman, Fahri dan Raymond pun keluar angkot untuk buang air kecil. Afri tetap berada dalam kendaraan itu sendirian. Lelaki biadab ini memperkosa jenazah Livia. Usai melampiskan nafsu bejatnya, Afri menguras harta korban. HP Ericsson dan uang Rp200.000 digasak.
Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan tujuan membuang jasad korban. "Kami memilih selokan di Cisauk untuk membuang mayat," kata Rohman. "Tapi soal BlackBerry kami nggak tahu. Afri itu yang mengambilnya dan disembunyikan dari kami. Katanya cuma satu HP."
Kini, polisi memburu Afri dan Raymond. "Doakan kami bisa cepat meringkus kedua pelaku ini," kata Kasat Reskrim AKBP Ferdy Sambo, didampingi Kanit Kriminal Umum AKP Agung Wibowo SH[kaskus]
Wajah pelakunya 2 org disebelah kanan layar.