Dok. Thinkstock
Para peneliti menemukan bahwa bagian di otak yang berfungsi menghentikan tubuh untuk bertindak impulsif, tidak berfungsi dengan baik pada orang yang mengalami obesitas atau kegemukan. Menurut penelitian tersebut, jika seseorang mengalami penurunan kadar glukosa, otaknya yang bertugas mengatur kontrol diri, tidak bekerja. Akhirnya orang itu pun menjadi ingin makan makanan tinggi kalori, seperti kue, biskuit dan keripik.
Pada orang yang mengalami obesitas efeknya lebih jelas. Mereka jadi sangat nafsu makan hanya karena terjadi sedikit penurunan kadar glukosa. Glukosa ini biasanya terkadung dalam makanan karbohidrat. Makanan tersebut ada yang menyehatkan dan kurang baik untuk tubuh.
Para peneliti percaya, kasus di atas terjadi karena otak mengajukan permintaan yang tinggi pada glukosa karena tubuh membutuhkannya sebagai energi. Oleh karena itu peneliti pun menyarankan agar setiap orang memastikan kadar glukosa mereka terjaga dengan cara yang sehat.
Menjaga kadar glukosa itu bisa dengan makan makanan yang mengandung karbohidrat sehat seperti buah-buahan, sayur-sayuran, nasi merah, kacang-kacangan dan roti gandum utuh. Sedangkan makanan dengan karbohidrat yang kurang baik adalah roti tawar putih, gula pasir, biskuit, kue, keripik, soft drink dan es krim.
"Otak membutuhkan makanan ini. Kuncinya adalah makan makanan sehat untuk menjaga kadar glukosa," jelas pimpinan penelitian dari Universitas Yale, Professor Rajita Sinha, seperti dikutip dari Daily Mail.
Dalam penelitiannya, Prof Sinha dan timnya memanipulasi kadar gula darah pada para responden dengan menyuntikkan glukosa. Kemudian, responden melakoni scan otak dengan functional magnetic resonance imaging (fMRI). Di waktu yang sama, responden ditunjukkan gambar-gambar makanan tinggi dan rendah kalori.
Hasil scan menunjukkan, saat kadar glukosa turun, dua bagian di otak menunjukkan hasrat untuk makan. Reaksi lebih jelas lagi muncul di prefrontal cortex, bagian di otak yang bertanggungjawab mencegah orang bertindak impulsif. Saat kadar glukosa menurun, bagian otak tersebut kehilangan kemampuan mereka. Kelemahan tersebut terlihat semakin nyata pada responden yang mengalami obesitas saat diperlihatkan gambar makanan berkalori tinggi.